Daftar Isi

Expedisi Penikmat Alam Nusantara

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Postingan Populer

Jumat, 15 Maret 2024

Tragedi Pendakian Gunung Agung: Evakuasi Jenazah Pendaki Asal Semarang dan Upacara Pembersihan di Besakih

Seorang pendaki asal Semarang, Alexander Bimo Haryotejo, ditemukan tewas di Gunung Agung, Karangasem, Bali pada ketinggian 2.834 meter di atas permukaan laut (MDPL). Evakuasi mayat Bimo dimulai setelah foto pria tersebut tergeletak di Gunung Agung beredar, dan telah dikonfirmasi oleh dua warga setempat. Tim SAR gabungan berhasil menemukan jenazahnya, namun penyebab kematian belum dapat dipastikan dan akan diidentifikasi oleh pihak kepolisian.

Bimo diduga terkena hipotermia, mengingat cuaca di Gunung Agung dalam beberapa hari terakhir sangat ekstrem dengan suhu udara dingin dan angin kencang. Pria tersebut diduga mendaki sendirian, dan kunci motor yang ditemukan di ranselnya cocok dengan motor yang terparkir di dekat Pura Pengubengan. Tim SAR memperkirakan Bimo mendaki Gunung Agung pada Sabtu sebelumnya.

Proses evakuasi jenazah Bimo memakan waktu 27 jam karena kondisi cuaca buruk di sekitar Gunung Agung, dengan tim SAR harus menghadapi angin kencang, suhu dingin, dan kabut tebal. Jalur pendakian yang licin juga menyulitkan proses evakuasi, dengan beberapa hambatan seperti longsor dan pohon tumbang. Jenazah Bimo akhirnya dibawa ke RSUD Karangasem untuk identifikasi, dan keluarga dapat mengambilnya di sana.

Sementara itu, Desa Adat Besakih bersiap melakukan upacara pembersihan menyusul kematian Bimo di Gunung Agung. Upacara tersebut bertujuan untuk membersihkan energi negatif dan menghormati roh pendaki yang telah meninggal. Biaya upacara akan ditanggung oleh Desa Adat Besakih, dan ritualnya akan melibatkan banten prayastista, durmengala, serta pecaruan mancawarna dengan lima ayam berbeda warna.

Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiartha, menyatakan harapannya agar tidak ada lagi pendaki yang tewas di Gunung Agung. Ia menyarankan agar wisatawan yang ingin mendaki gunung tersebut menggunakan jasa pemandu untuk keselamatan mereka. Widiartha juga mengingatkan bahwa pemandu akan mempertimbangkan faktor usia dan kondisi fisik pendaki sebelum memberikan izin untuk mendaki, guna mencegah kecelakaan serupa terjadi di masa mendatang. Semoga dengan tindakan pencegahan ini, kecelakaan serupa dapat diminimalisir dan keselamatan pendaki di Gunung Agung dapat terjaga.

Tidak ada komentar:
Write komentar

Dapatkan Notifikasi via Email
Setiap kami Posting !